Julia Putri Noor: Hardiknas Momentum Evaluasi Sistem Pendidikan Indonesia



Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati setiap tanggal 2 Mei hendaknya menjadi momen penting untuk merefleksi tantangan bidang pendidikan yang dihadapai. Selain itu dapat dijadikan sebagai momentum refleksi tentang tujuan pendidikan di Indonesia.


Julia Putri Noor, seorang aktivis perempuan sekaligus pendiri Jendela Pendidikan Nusantara (JPN), menyoroti perlunya evaluasi pencapaian, fokus pada masalah yang masih dihadapi, dan merumuskan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan standar pendidikan.


Menurut Julia, JPN fokus pada pengembangan kecerdasan emosional dan pembentukan karakter yang kuat pada anak-anak. 

Sehingga apa yang selama ini di dilakukan JPN adalah bentuk kepedulian sosial yang tinggi agar anak-anak yang dipersiapkan menuju Indonesia emas tidak hanya wacana saja.


Tetapi kata dia, memang di persiapkan, pola pikir terbentuk, dikuatkan mentalnya dicerdaskan emosionalnya, ditambah ilmu pengetahuan lingkungan sosial

agar mereka siap menghadapi era bebas informasi.


Disisi lain kata Julia, tanggung jawab orang tua jaman sekarang sebagian besar menyerahkan kepada sekolah dalam hal ini guru, dan sekolah (guru) gerakan mendidiknya sekarang terbatas dengan adanya undang-undang yang membuat guru/pendidik tidak berani menegur, menghukum, atau memberikan pendidikan dengan cara ketegasan.


Sebab lanjut Julia, tidak ada batasan jelas tentang kekerasan dalam sekolah yang sering dipidanakan, membuat anak-anak juga tidak memiliki rasa takut apalagi penghormatan kepada guru, karena mereka punya perlindungan hukum yang bisa menyerang guru kapan saja.


"Kami selalu penggerak sosial,

permerhati tumbuh kembang remaja dalam permasalahan sosial melalui dunia pendidikan melihat banyak faktor yang mampu membuat anak didik tidak menjadi seperti harapan, seperti tingginya kasus perceraian, orang tua yang kedua sibuk karir, dan lingkungan kehidupan rumah yang tidak mengedukasi. Semua menjadi hambatan pembentukan mental dan karakter anak didik bangsa ini," ujar Julia dalam keterangan tertulis kepada redaksi.


Karena itu, JPN berharap pemerintah benar-benar turun bersama untuk melihat dari dekat jika anak-anak generasi yz dan alpha ini benar-benar anak yang mandiri dan ingin tahu besar, sehingga perlu ada perhatian dalam edukasi ilmu, analisa permasalahan yang ada, kecerdasan emosional dan kemandirian juga kebijaksanaan perlu diajarkan kepada anak didik dijaman sekarang 


"Jendela Pendidikan Nusantara meski bergerak bertahun-tahun  turun langsung membentuk karakter secara mandiri, tanpa adanya perhatian pemerintah, dunia pendidikan kita darurat akhlak, darurat etika dan moral. Bahkan pelan-pelan kita kehilangan masa depan bangsa dengan hancurnya moral dan adab generasi penerus," 


Lantas apa yang mau kita bawa menuju Indonesia emas ?? 


Semoga dengan hadirnya kepemimpinan baru Indonesia dan didukung para stakeholder juga pihak-pihak swasta yang peduli dengan keberlanjutan bangsa ini mari bersama-sama turun dan memberikan support kepada lembaga agar bisa bersama-sama mendidik anak bangsa dari sisi kecerdasan emosional, sptitual, mental dan moralitas.


"Agar kita bangsa Indonesia siap bangkit dengan hadirnya para penerus bangsa menyongsong Indonesia emas yang berkarakter kuat dan cerdas secara intelektual, akademi, emosional dan kebijaksanaan," kunci Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi Lembaga Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia (ALPEKSI) ini.

Post a Comment

0 Comments

Ad Code

Responsive Advertisement
HUBUNGI VIA WHATSAPP